Bedah Tuntas Perbedaan TOEFL ITP, TOEFL IBT, dan IELTS
Seiring kemajuan teknologi, dunia seperti menyatu karena setiap orang bisa berkomunikasi tanpa mengenal jarak melalui internet. Sudahkah kamu memanfaatkan kemajuan ini dengan maksimal? Sudah, tapi belum sepenuhnya, atau mungkin belum sama sekali?
Kendala bahasa bisa jadi adalah penyebab terbesarnya. Meskipun sudah terhubung dengan internet, kita terkadang malas untuk menyerap informasi karena informasi tersebut tidak bisa dimengerti dengan bahasa ibu kita. Oleh karenanya, dari waktu ke waktu muncul berbagai standar tes bahasa yang dijadikan kerangka acuan untuk melihat kemampuan bahasa seseorang. Ini bertujuan agar proses komunikasi di aktivitas sehari-hari, akademis, profesional, dan sosial dapat berjalan dengan lancar.
TOEFL ITP, TOEFL IBT, dan IELTS adalah tiga jenis tes kompetensi Bahasa Inggris, bahasa yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Sebagai millenials, kamu wajib tahu nih tentang tiga tes ini supaya bisa meningkatkan potensi diri! Mari, kita belajar dan bedah bersama satu-persatu!
APA ITU?
1. TOEFL ITP
TOEFL ITP merupakan singkatan dari Test Of English as a Foreign Language for Institutional Testing Program. TOEFL sudah sejak lama dikenal sebagai ujian untuk mengukur kecakapan seseorang dalam berbahasa inggris. TOEFL ITP merupakan transformasi dari TOEFL PBT (Paper Best Test) yang sudah tidak dipakai lagi di Indonesia. TOEFL ITP merupakan tes resmi yang diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service, lembaga pembuat tes Bahasa Inggris yang diakui secara internasional) dan hanya bisa dipakai untuk instansi atau wilayah lokal saja. Misalnya untuk universitas, perusahaan, atau badan pemerintah di Indonesia.
Ada 3 kompetensi yang diujikan dalam tes ini yaitu Listening Comprehension (50 soal dalam 35 menit), Structure and Written Expression (40 soal dalam 25 menit), dan Vocabulary and Reading Comprehension (50 soal dalam 55 menit). Waktu pengerjaan 3 sesi tersebut adalah 2 jam dan dikerjakan menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Rentang nilai dari hasil TOEFL ITP adalah 0-677. Sekitar 7-10 hari setelah ujian, kamu akan mendapatkan sertifikat resmi dari ETS. Akan ada 3 jenis sertifikat yang semuanya diakui secara nasional, yaitu:
Skor >460: Sertifikat bronze (Level B1). Biasanya ini adalah syarat minimum sebagai berbagai lembaga di Indonesia.
Skor >543: Sertifikat silver (Level B2). Beasiswa master/S2 seringkali mensyaratkan sertifikat ini, yaitu skor minimum 550.
Skor >627: Sertifikat gold (Level C1)
2. TOEFL IBT
Berbeda dengan TOEFL ITP yang dikerjakan menggunakan kertas, TOEFL IBT adalah tes berbasis komputer (sesuai namanya, Internet Based Test). Tes ini juga diselenggarakan oleh ETS namun memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dari TOEFL ITP.
Jika TOEFL ITP hanya berlaku untuk nasional, maka IBT berlaku secara internasional terutama di Amerika Serikat. IBT merupakan syarat mutlak untuk kamu yang ingin studi S1, S2, S3, ataupun beli S cendol di negeri paman sam ini. Tenang, kalau hanya untuk jalan-jalan beli es cendol tidak perlu ikut tes ini kok hehehe.
Kompetensi yang diujikan di TOEFL IBT lebih banyak dari ITP, yaitu Reading, Listening, Writing dan Speaking dimana waktu pengerjaan masing-masing sesi adalah 1 jam. Sehingga total waktu mengerjakan tes ini adalah 4 jam dengan waktu istirahat 10-15 menit setelah selesai mengerjakan 2 sesi pertama. Proses pengerjaan tes juga lebih menantang karena kamu harus membiasakan diri berinteraksi dengan komputer, ditambah soal yang tidak bisa dilihat dua kali. Ini berarti jika kamu mengerjakan soal nomor 3, kamu tidak bisa kembali lagi ke soal nomor 1.
Rentang skor untuk TOEFL IBT juga berbeda yaitu 0-120. Hasil tes akan keluar 10-14 hari kerja setelah hari tes dan dikirimkan melalui email. Tersedia juga pilihan agar ETS mengirimkan langsung hasil tes ke institusi yang ingin kamu tuju.
Institusi tujuan yang berbeda akan memiliki standar nilai minimum TOEFL IBT yang berbeda juga. Contohnya, untuk belajar S1 di jurusan Teknik Sipil, University of Arkansas, nilai minimum TOEFL IBT yang harus dicapai adalah 70. Jika gagal memenuhi syarat minimum ini, bisa jadi aplikasi kamu ditolak atau diminta mengambil kursus Bahasa Inggris sebelum tahun akademik dimulai.
3. IELTS
Beda wilayah akan berbeda juga tes Bahasa Inggris yang diujikan. Jika TOEFL IBT diperlukan untuk Amerika Serikat, maka IELTS adalah syarat utama menuju negara-negara Eropa, Kanada, juga Australia.
IELTS adalah singkatan dari International English Language Test System atau Sistem Tes Bahasa Inggris Internasional, tes bahasa Inggris dengan pertaruhan tinggi yang paling populer di dunia diterima untuk tujuan bekerja, belajar dan migrasi. Tes IELTS dimiliki bersama oleh tiga organisasi yang dikenal sebagai mitra tes IELTS. Di samping IDP, IELTS Australia, mitra pemilik lainnya adalah the British Council dan Cambridge English Language Assessment.
Tes IELTS dirancang untuk menilai kemampuan bahasa seseorang yang ingin belajar atau bekerja di tempat di mana bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa komunikasi. (Dikutip dan diedit dari website IDP)
Kompetensi Reading, Listening, Writing dan Speaking juga diujikan di IELTS dengan berbasis kertas. Perbedaan lain adalah, ujian Speaking di tes ini dilakukan dengan cara mengobrol langsung dengan seorang penguji (examiner). Nilai IELTS mempunyai rentang 0-9 yang biasa disebut band score.
Level band score IELTS
Sumber: ielts.org
Sampai sini, kita sudah tahu secara garis besar tentang apa itu TOEFL ITP, TOEFL IBT, dan IELTS. Ringkasnya ada di tabel berikut:
MANA YANG LEBIH MUDAH?
Sebelum menjawab mana yang lebih mudah, mari kita bedah dulu setiap kompetensi yang diujikan pada tiga tes yang sering buat orang masygul ini.
1. TOEFL ITP
a. Listening Comprehension
Mendengarkan adalah sesi pertama yang diujikan dalam rangkaian TOEFL ITP. Ada 3 part dalam sesi ini yaitu Short Conversation, Longer Conversation, dan Monologue.
Short Conversation berisi percakapan pendek antara 2 orang. Setiap dialog akan diikuti sebuah pertanyaan.
Longer Conversation adalah percakapan antara 2 orang yang durasinya lebih panjang, biasanya mereka akan membahas topik seputar kegiatan sehari-hari seperti biaya sewa rumah, tugas kuliah, pergi liburan, dan lainnya. Satu longer conversation diikuti 2-3 pertanyaan.
Monologue. Disini kita akan mendengar seseorang menjelaskan/mempresentasikan suatu topik. Mirip seperti mendengarkan kuliah singkat. Ada 4-5 pertanyaan untuk setiap monolog yang didengar.
Untuk kamu yang ingin mencoba latihan Listening, bisa langsung dari website ETS ini lho.
b. Structural and Written Expression
Sesi ini bertujuan untuk mengukur pemahaman kita tentang Grammar. Ada 2 bentuk yaitu:
Fill in the blank questions. Di bagian ini kita harus mengisi 1-2 bagian yang hilang dalam suatu kalimat. Contoh:
_________ was backed up for miles on the freeway.
(A) Yesterday (B) In the morning (C) Traffic (D) Cars
Written expression. Setiap pertanyaan merupakan suatu kalimat yang memiliki 4 kata yang digarisbawahi. Tugas kita adalah memilih bagian mana yang salah dalam kalimat tersebut. Contoh:
(jawaban: A)
Ayo, kenalan sama sesi Structural and Written Expression lewat latihan di website ETS berikut.
c. Vocabulary and Reading Comprehension
Disini akan ada artikel pendek dari berbagai bahasan. Setiap artikel diikuti 5-6 pertanyaan seputar 5W+1H. Biasanya para peserta paling enggan mengerjakan sesi Reading karena butuh konsentrasi dan ketelitian lebih dari dua sesi sebelumnya. Intip lagi website ETS ini untuk latihannya.
2. TOEFL IBT
Sebelum membahas sesi dalam IBT, diingitkan sekali lagi bahwa semua sesi di tes ini dilakukan melalui komputer. Dalam ruangan tes, setiap peserta akan mempunyai ‘bilik’ masing-masing agar mereka bisa berkonsentrasi saat tes berlangsung. Setiap peserta juga akan mulai dengan sesi yang berbeda. Ada yang dimulai dengan reading, listening, bahkan writing terlebih dahulu sehingga kesempatan untuk menyontek atau sekedar mengecek peserta lain hampir sama sekali tidak ada. Tapi tenang, kamu pasti bisa! Berikut 4 sesi dalam tes ini (dikutip dan diedit dari website Hotcourses.co.id)
a. Reading
Bagian ini berdurasi antara 60 hingga 100 menit dengan jumlah soal 4 hingga 6 bacaan (masing-masing sepanjang 700 kata). Peserta akan diminta untuk menjawab 12 hingga 14 pertanyaan seputar bacaan. Isi bacaan bisa saja diambil dari berbagai sumber akademis, seperti buku pelajaran, jurnal, artikel, surat kabar dan lain-lain. Topik dalam bacaan juga sangat beragam mulai dari sains, seni, psikologi, hingga olahraga.
b. Listening
Bagian ini berdurasi antara 60 hingga 90 menit. Peserta akan diminta untuk mendengarkan 6 hingga 9 percakapan yang masing-masing berdurasi sekitar 3 hingga 9 menit. Untuk masing-masing percakapan, peserta akan diminta untuk menjawab 5 hingga 6 pertanyaan.
Topik-topik yang terlibat dalam percakapan meliputi percakapan antara 2 orang (antara mahasiswa atau antara mahasiswa dan dosen), serta diskusi hingga penyampaian kuliah. Setiap percakapan hanya akan diputar sekali, dan peserta diijinkan untuk membuat catatan.
Sesi Listening termasuk sesi yang menantang karena peserta dituntut untuk berkonsentrasi penuh selama kira-kira 7 menit dan menyerap informasi yang ada (sambil mencatat). Jika kurang fokus, bisa-bisa kita tertidur karena bosan (dan memang ada peserta yang seperti ini) padahal setiap bagian dari trek yang didengar harus diingat dengan baik.
c. Speaking
Bagian speaking berdurasi 20 menit dan dipecah menjadi 6 soal dimana komputer akan memberikan pertanyaan, lalu jawaban kita akan direkam sesuai jangka waktu yang disediakan. 2 soal pertama akan meminta peserta untuk membicarakan topik yang diberikan oleh penguji. Topik yang diberikan adalah topik informal yang berputar sekitar pengalaman atau kejadian menarik yang pernah dialami peserta. Peserta akan diberikan waktu berpikir selama 10 hingga 15 detik, kemudian peserta akan diminta untuk menyampaikan jawaban selama 30 detik.
Soal ketiga dan keempat lebih mengaju kepada topik akademis. Mula-mula peserta akan diminta untuk membaca bacaan, kemudian mendengarkan mendengarkan percakapan singkat dan menjawab pertanyaan. Untuk soal kelima dan keenam, peserta akan diminta untuk mendengarkan rekaman percakapan. Peserta diijinkan untuk membuat catatan tertulis. Semua jawaban dari peserta akan direkam dan dikirim ke ETS’s Online Scoring Network untuk dinilai oleh 6 orang juri.
d. Writing
Bagian ini dibagi menjadi 2 bagian (integrated essay dan independent essay) dengan total waktu 50 menit. Untuk bagian integrated essay, peserta akan diminta untuk membaca bacaan, kemudian mendengarkan percakapan antara 2 orang yang membahas tentang bacaan. Kemudian peserta akan diberikan waktu selama 20 menit untuk mempersiapkan tulisan sepanjang 150 hingga 225 kata mengenai bacaan dan percakapan tersebut. Tugas peserta adalah merangkum apa yang dibaca dan didengar, kemudian mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang dibahas.
Pada bagian independent essay yang berdurasi 30 menit, peserta akan diminta untuk menuliskan essai sepanjang 300 hingga 350 kata sesuai dengan topik yang diberikan. Hasil essai peserta juga akan dikirimkan kepada ETS’s Online Scoring Network untuk dinilai oleh paling sedikit 3 orang juri.
Kamu bisa latihan singkat TOEFL IBT disini.
3. IELTS
Tes IELTS memiliki dua modul: Academic dan General Training. Academic diperuntukkan bagi yang ingin mengikuti perkuliahan ke luar negeri, sedangkan General Training diperuntukkan bagi yang ingin bermigrasi atau mengikuti pelatihan informal ke luar negeri.
a. Listening
Bagian Listening berdurasi 40 menit, dan terdiri dari 40 soal. Percakapan hanya akan diputar satu kali. Topik-topik percakapan dibagi menjadi 4 bagian: percakapan sehari-hari, percakapan antara 2 hingga 4 orang, monolog sehari-hari dan monolog akademis.
Durasi percakapan IELTS memang lebih singkat daripada IBT. Namun lebih sulit karena hampir semua jawabannya tersirat, atau mengharuskan kita menjawab dengan sinonim kata yang didengar. Perbedaan lainnya adalah di TOEFL IBT, kita mendengarkan dan mencatat dulu hingga percakapan berakhir, baru dilanjutkan dengan pertanyaan. Sedangkan untuk IELTS, peserta harus menjawab seiring dengan percakapan yang mereka dengarkan sehingga kemungkinan untuk pecah konsentrasi menjadi lebih besar.
b. Reading
Bagian Reading berdurasi 60 menit dan terdiri dari 40 soal. Bagian Reading terbagi menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian merupakan bacaan panjang dengan topik-topik akademis tertentu, seperti sejarah, sosial dan lain-lain. Pertanyaan selain seputar bacaan juga bisa berhubungan dengan diagram, ilustrasi atau grafik yang tertera dalam bacaan. Panjang bacaan masing-masing minimal 700 kata dimana tingkat kesulitan bacaan akan terus meningkat dari artikel pertama hingga artikel ketiga.
c. Writing
Bagian Writing berdurasi 60 menit dan terdiri dari 2 soal. Soal pertama peserta diminta untuk menjelaskan grafik, tabel atau diagram dengan kata-kata sendiri (minimal 150 kata). Kamu bisa saja diminta untuk menjelaskan grafik, misalnya membandingkan penjualan produk tertentu dari bulan ke bulan, atau menjelaskan cara penggunaan suatu produk sesuai dengan gambar yang diberikan.
Soal kedua akan meminta peserta untuk menuliskan essai sepanjang paling sedikit 250 kata berdasarkan topik yang diberikan. Disini wajib mengemukakan argumen dengan jelas dan disertai dengan contoh-contoh yang mendukung argumen kita tersebut.
Untuk bagian writing, gaya penulisan yang diminta adalah gaya penulisan formal. Penggunaan struktur bahasa yang tepat, kejelasan dan ketegasan dalam menyampaikan gagasan akan dinilai.
d. Speaking
Sesi speaking akan dilakukan terpisah. Bisa juga tidak diadakan di hari yang bersamaan dengan tes tertulis (listening, reading, writing). Sesi speaking ini biasanya berdurasi 10 hingga 15 menit.
Di bagian ini, peserta akan diuji langsung oleh native speaker. Isi wawancara akan direkam untuk penilaian. Tes speaking terbagi menjadi 3 bagian yaitu: perkenalan, presentasi dan diskusi. Bagian perkenalan akan meminta peserta untuk memperkenalkan diri. Misalnya mengenai keluarga, hobi, latar belakang pendidikan dan lain sebagainya.
Untuk bagian presentasi, peserta akan diberikan topik beserta hal-hal yang perlu dibahas, kemudian diberikan waktu 1 menit untuk menyiapkan presentasi. Peserta akan diberikan pensil dan kertas untuk membuat catatan. Lama presentasi adalah 1 hingga 2 menit, kemudian penguji akan mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan dari native speaker tentang presentasi yang telah dilakukan sebelumnya merupakan awal dari bagian diskusi. Native speaker akan terus memberikan pertanyaan terhadap jawaban kita sebelumnya (sekitar 3-5 pertanyaan) hingga mencapai waktu yang ditentukan.
Untuk latihan tes IELTS bisa melalui website Cambridge langsung ya.
Setelah tahu struktur dari ketiga tes diatas, kira-kira mana yang lebih mudah menurut kamu? Tentunya setiap tes memiliki bagian tersendiri yang sulit untuk dikerjakan juga mudah untuk diselesaikan.
BAGAIMANA STRATEGI BELAJARNYA?
Spesial untuk strategi belajar, akan dibahas secara rinci di post Jumat depan!
BAGAIMANA CARA MENDAFTAR & BERAPA BIAYA YANG DIPERLUKAN?
1. TOEFL ITP
Setiap lembaga bahasa universitas biasanya menyediakan jasa TOEFL ITP. Jika tidak ada, kamu bisa kunjungi beberapa lembaga kursus bahasa Inggris atau lembaga konsultasi pendidikan.
Pendaftaran TOEFL ITP bagusnya dilakukan 1 bulan sebelum tes untuk menghindari kuota kelas yang penuh. Yang diperlukan saat mendaftar TOEFL ITP cukup kartu identitas (KTP) dan pas foto 3x4. Biaya tes berkisar 450-550 ribu rupiah.
2. TOEFL IBT
Instansi yang menyediakan jasa TOEFL IBT diluar Jawa masih sangat sedikit mengingat dibutuhkan koneksi internet yang stabil untuk durasi yang cukup panjang. Tanyakan lembaga kursus di kota kamu, apakah mereka menyediakan jasa TOEFL IBT. Jika benar-benar tidak ada, maka kamu harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tesnya dengan syarat melakukan proses registrasi dan pembayaran tes sendiri di website ETS.
Tampilan website ETS untuk mendaftar TOEFL IBT
(Sumber: ets.org/toefl)
Agar bisa registrasi untuk tes, kamu harus membuat akun terlebih dahulu. Setelah memverifikasi akun lewat email, log-in kembali melalui website ETS tadi. Kemudian kita akan diminta untuk melengkapi data-data pribadi.
Setelah selesai, kembali ke halaman utama dan pilih ‘Register for a Test’. Disini kamu bisa memilih jenis tes yang ingin diikuti, negara, dan kota tempat tes. Kemudian akan tampil tanggal dan tempat tes yang tersedia untuk 1-2 bulan kedepan. Pilih tempat dan waktu yang kamu inginkan, lalu pilih ‘Continue’.
Kemudian kamu akan masuk ke halaman pembayaran. Biaya tes ini adalah U$ 195 = Rp 2.600.000 (untuk konversi USD ke IDR pada Juni 2017). Ada 4 metode pembayaran, dengan kartu debit (hanya untuk Bank BTN dan BRI), kartu kredit (berlogo VISA atau Master Card), PayPal, dan voucher.
Setelah sukses melakukan pembayaran, lakukan konfirmasi ke pihak penyelenggara tes yang kamu pilih di tahap sebelumnya.
3. IELTS
Tes IELTS sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia (bisa dicek di website British Council). Biasanya lembaga konsultasi pendidikan di kota kamu menyediakan jasa IELTS termasuk kursus persiapannya. Jika mendaftar melalui lembaga seperti ini, mereka lah yang akan melakukan proses registrasi ke pihak penyelenggara internasional. Kita hanya perlu mengisi data yang diminta terutama kartu identitas/ paspor.
Tes ini diadakan 2-3 kali dalam satu bulan dimana semakin baik jika mendaftar di 1-2 bulan sebelum jadwal test. Saat ini biaya tes IELTS adalah Rp 2.800.000.
PERLUKAH SAYA MENGAMBIL TES INI?
Perlu atau tidaknya mengambil salah satu dari tes diatas tergantung dari apa yang kamu butuhkan saat ini. Untuk yang ingin lulus ujian masuk universitas, memenuhi persyaratan sidang tugas akhir, dan melamar kerja ke instansi/perusahaan nasional maka TOEFL ITP menjadi prioritas utama.
Ini saya bercerita sedikit ya (curcol). Sejak SMA saya sudah punya mimpi untuk belajar keluar negeri. Bagaimanapun caranya. Kebetulan dulu, SMA saya adalah tempat tes seleksi pertukaran pelajar AFS/YES. Nah, saat itulah saya pertama kali ikut TOEFL Prediction (biasa diadakan oleh sekolah, universitas dan lembaga kursus, hanya berlaku 3-6 bulan). Saya hanya lolos sampai tahap 2 karena gagal di tahap wawancara. Wajar saja, dulu saking gugupnya saya tidak tahu bahasa inggris menari itu dance.
Dari situ saya sadar kalau butuh perjuangan keras supaya bisa memenuhi persyaratan beasiswa, salah satunya TOEFL. Karena target saya seleksi beasiswa, saya tidak belajar untuk TOEFL Prediction tapi langsung belajar TOEFL ITP secara mandiri. September 2014, saya tes TOEFL ITP untuk pertama kali sebagai persiapan kalau ada seleksi beasiswa di tahun 2015. Dan benar saja, di Januari 2015 ada seleksi beasiswa Global UGRAD sehingga keputusan untuk mengikuti ujian TOEFL ITP adalah langkah yang tepat.
Bagi kalian, sebelum memutuskan ikut tes yang mana, coba pastikan dulu keinginan 2 tahun kedepan dan apa yang harus dipersiapkan untuk memperolehnya. Karena setiap jenis tes akan membutuhkan persiapan dan kesiapan yang berbeda-beda.
Fuh, lumayan panjang ya belajar kali ini? Sekarang kamu pasti sudah punya gambaran tentang TOEFL ITP, IBT, dan IELTS. Semoga informasi ini bermanfaat dan bagikan juga pada teman-teman kamu ya!
Ingat, minggu depan akan dibahas strategi belajar yang dulu aku terapkan untuk tiga tes diatas. Siapa tahu strategi ini juga cocok untuk kalian. Sampai jumpa di post selanjutnya!
Comentarios