5 Kesalahan Fatal Pemburu Beasiswa
Mempersiapkan sebuah lamaran beasiswa membutuhkan persiapan yang matang. Namun para pemburu beasiswa atau biasa disebut scholarship hunter, terkadang melakukan beberapa kesalahan yang membuat mereka harus menunda kelulusan beasiswa tanpa mereka sadari. Bagi kamu yang juga seorang scholarship hunter, atau malah baru pertama kali melamar beasiswa, harus menghindari 5 kesalahan berikut ini dalam melakukan ‘PDKT’ ke beasiswa yang kamu inginkan!
1. Kurang Memahami Beasiswa
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah Indonesia ini juga berlaku dalam lamaran beasiswa. Banyak sekali pendaftar beasiswa yang bahkan belum mengerti tujuan dari beasiswa yang dilamar. Padahal mengerti detail beasiswa amat sangat penting agar kamu bisa menyiapkan ‘senjata’ yang tepat untuk menang dari pesaing lainnya.
Oleh karena itu, pastikan untuk membaca seksama mulai dari eligibility, persyaratan aplikasi, sampai contoh aplikasi dari alumni beasiswa tahun-tahun sebelumnya.
2. Berfikir Terlalu Jauh
Persyaratan administrasi belum lengkap, tapi banyak dari kita yang sudah cemas tentang tempat tinggal, transportasi, uang bulanan, dan hal lainnya semasa beasiswa nanti. Boleh saja memikirkan tentang hal-hal diatas karena memang penting. Namun jangan sampai karena berfikir terlalu jauh persiapan aplikasi kita menjadi kurang matang.
Inilah yang disebut ‘salfok’ alias salah fokus. Masih ada proses panjang lho, sebelum mengkhawatirkan masa studi/ pelatihan. Bukankah lebih baik fokus ke proses seleksi yang akan dihadapi sekarang?
3. Tidak Serius
Beasiswa adalah rezeki bagi mereka yang mengusahakannya. Sebab itu istilah iseng-iseng atau ikut-ikutan teman kurang cocok diterapkan jika kamu ingin mendapatkan suatu beasiswa. Banyak alumni beasiswa yang bahkan mempersiapkan aplikasi beasiswa berbulan-bulan bahkan 1 tahun sebelum mengirimkan aplikasi. Ayo, siapkan diri dari sekarang!
4. Kurang Berdiskusi
Semua dokumen administrasi pelengkap aplikasi beasiswa yang harus disiapkan sendiri terkadang membuat kita ceroboh dan melewatkan satu dua detail yang penting. Terlebih lagi untuk beasiswa yang mensyaratkan menulis esai. Sudah wajib untuk berdiskusi dengan orang-orang yang terbiasa menulis.
Pengalaman saya sebagai anak science yang minim pengalaman menulis, satu esai beasiswa bisa lebih dari 7x revisi sebelum diserahkan. Ada salah satu beasiswa yang esainya masih direvisi dosen walau tinggal beberapa jam lagi dari dateline submit dokumen aplikasi. Jadi, jangan sungkan meminta pendapat teman, dosen, atau alumni beasiswa tentang dokumen yang sedang kamu siapkan.
5. Cepat Menyerah
Tidak berani mendaftar beasiswa karena terlalu banyak pesaing berarti kamu kalah sebelum berperang. Begitu juga anggapan bahwa kota atau negara yang dituju terlalu keren sampai kamu minder untuk ikut. Percayalah, akan selalu ada satu kursi beasiswa untukmu dimanapun itu.
Gagal mendapatkan beasiswa satu dua kali itu hal yang wajar. Bahkan ada yang gigih melamar lebih dari 5 kali untuk diterima di satu beasiswa. Jika langsung lulus, memang sangat bagus. Namun jika gagal, berarti kita bisa belajar menutupi celah kesalahan yang kita buat untuk aplikasi berikutnya.
Di tahun 2017 sendiri saya sudah melamar 3 beasiswa master. Pertama, Fulbright, ternyata tidak lolos seleksi administrasi. Yang kedua, Australia Awards Scholarship, perjuangan saya harus tertunda sampai tahap interview. Sedih, itu sudah pasti. Tapi saya belajar banyak dari dua kegagalan beasiswa itu sampai akhirnya saya lulus beasiswa LPDP. Memang, LPDP yang persiapannya paling lama dibandingkan dengan dua beasiswa sebelumnya.
Itulah 5 kesalahan fatal pemburu beasiswa. Pastikan untuk menghindarinya agar kamu bisa
cepat siap-siap ke bandara. Selamat berjuang!
Bagi kamu mahasiswa semester 2-6, jangan lupa untuk daftar beasiswa Global UGRAD yang pendaftarannya dibuka sampai 31 Desember 2017!